Monday 7 October 2013
Saturday 7 September 2013
Fungsi dan tujuan Evaluasi Pembelajaran
Saturday, September 07, 2013
ALI MUSTOFA
No comments
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah kurikulum. Walaupun dalam
tatanan kurikulum evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan penting
untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan selama
ini sekaligus mempengaruhi proses pembelajaran selanjutnya. Kata evaluasi
berasal dari bahasa inggris “evaluation” yang beraarti proses penilaian.
Jika direfleksikan dengan fungsinya di dalam proses pembelajaran maka bisa
diambil pengertian evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang
pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang
dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.
Kita sendiri telah sebenarnya telah banyak sekali mengalami manfaat
evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan di sekolah dasar, SMP, SMA
bahkan perguruan tinggi membuat kita dianggap layak untuk berada pada level
sekarang. Hal ini dikarenakan hasil dari evaluasi yang kita lakukan telah
memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah disusun di awal. Adapun yang masih
belum memenuhi batas minimum opsi remedial bisa dilakukan, dan ini merupakan
salah satu tujuan evaluasi pembelajaran.
Kita kembali lagi ke definisi evaluasi pembelajaran. Dari definisi
yang ada di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa ada beberapa poin penting
yang dapat diambil dari rumusan definisi tersebut. Berikut ini sedkit
penjabaran tentang poin-poin yang harus ada di dalam suatu evaluasi.
- Evaluasi merupakan proses berkelanjutan, hal ini berarti evaluasi adalah proses yang berlangsung terus menerus baik sebelum melakukan proses belajar mengajar atau sesudah proses belajar mengajar bahkan evaluasi juga harus dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung.
- Pengumpulan dan penafsiran informasi, hal ini berarti evaluasi harus memiliki tujuan tertentu untuk apa sebuah evaluasi dilakukan.
- Untuk menilai keputusan-keputusan, hal ini berarti harus ada standar pengukuran tertentu untuk menyatakan apakah evaluasi proses pembelajaran telah sesuai atau belum sehingga dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan data dan informasi yang dikumpulkan.
Secara umum ada 2 evaluasi yang harus dilakukan dalam mengevaluasi pembelajaran. Yang pertama adalah evaluasi yang dilakukan siswa yakni berupa proses dan
hasil (masih ingat kan komponen kurikulum). Dan yang kedua adalah evaluasi yang
harus dilakukan oleh guru yakni berupa evaluasi diri sendiri. menjadi salah
satu tanggung jawab dari seorang guru tentunya untuk terus mengevaluasi dirinya
sendiri dalam melakukan proses mengajar.
Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Ada beberapa tujuan mengapa dilakukan evaluasi pembelajaran. Berikut ini beberapa penjelasan
singkat tentang tujuan-tujuan evaluasi pembelajaran.
Menentukan
hasil belajar siswa berupa angka yang selanjutnya kan menjadi laporan kepada
orang tua siswa dan menjadikan acuan penentu apakah siswa naik kelas/tidak naik
kelas atau lulus/tidak lulus.
Memberikan
fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan minat yang dimiliki
oleh siswa.
Mengenal latar
belakang siswa yang dapat berguna untuk menyelesaikan permaslahan-permasalahan
yang dimiliki siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar seperti sebab-sebab
kesulitan belajar yang pada akhirnya dapat menjadi input atau masukan bagi
tugas BP, bimbingan dan penyuluhan.
Sebagai
feedback bagi guru untuk perlu atau tidaknya melakukan remedial.
Manfaat Evaluasi Pembelajaran
Ada tujuan juga pasti ada manfaat, berikut ini manfaat dari dilakukannya
evaluasi pembelajaran.
Kurikuler,
sebagai pengukur apakah tujuan mata pelajaran telah tercapai atau belum.
Instruksional,
sebagai alat ukur apakah proses belajar mengajar telah berjalan sesuai rencana.
Placement, melakukan
penempatan yang sesuai kepada siswa tentang pembelajaran yang sesuai dengan
minat dan bakatnya.
Diagnostik,
sebagai alat diagnostik untuk mengetahui kelemahan siswa dan memberikan solusi
penyembuhan atau penyelesaian kepada siswa-siswa yang mengalami kesulitan.
Administratif
BP, sebagai input bagi bagian BP untuk membantu mengarahkan siswa-siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
Monday 25 March 2013
NASKAH DRAMA FRAGMEN
Monday, March 25, 2013
ALI MUSTOFA
No comments
Berikut ini adalah Naskah Drama Fragmen yang saya tulis pada bulan Januari 2013 lalu.
LIMBUK INGIN JADI INSINYUR
LIMBUK INGIN JADI INSINYUR
Masuk Limbuk dengan wajah mrengut,
1. Limbuk : “Aku pengen sekolah
Mbok……!”
2. Mbok
Cangik : (Nyusul di belakang)
“Sekolah?”
3. Limbuk : “Iya mbok, aku ingin
sekolah!”
4. Mbok
Cangik : “Tapi Simbok…”
5. Limbuk : “Sekolah!”
Tampak
3 orang perempuan, tiba-tiba masuk dan tampak berbisik-bisik menggunjing.
Perempuan
1, yaitu Darmi, perempuan ahli dapur, alias tukang masak. (Masuk dengan membawa
munthu)
Perempuan
2, yaitu Darni, perempuan ahli sapu dan kelud, alias tukang bersih-bersih.
(masuk dengan membawa sapu)
Perempuan
3, yaitu Darti, perempuan ahli laundry, alias tukang cuci baju plus setrika.
(masuk dengan membawa sikat baju)
Setelah
beberapa saat berbisik;
6. Darti : “Nah, kalian sudah paham kan?”
7. Darni : “Memang begitu kenyataannya Ti””
8. Darmi : “Apanya?”
9. Darti : “Ya itu tadi”
10. Darmi : “Yang mana?”
11. Darti : “Yang baru saja kita bicarakan tadi”
12. Darmi : “ooo, yang tadi itu to…”
13. Darti,
Darni : “Ya itu”
14. Darmi : “He he he, memangnya, kalian tadi membicarakan
siapa to?”
15. Darti : “Darmi Darmi, kamu itu, ola-olo kok jadi
hobi”
16. Darni : “Tulalit kok jadi kebiasaan”
17. Darti : “Goblok kok dipelihara”
18. Darni : “Bodo kok disimpan”
19. Darti : “Mendo kok jadi adat”
20. Darni : “Cengoh kok jadi tradisi”
Tiba – tiba Darti dan Darni diam
tampak acuh kepada Darmi.
21. Darmi : “Sudah to? Ti, sudah to? Ni, sudah?”
22. Darti,
Darni : “sudaaah”
23. Darmi : “Ooo, ya sudah kalu gitu. Ayo pulang..”
24. Darti : “Pulang gundulmu itu! Baru berapa menit
kita disini? Kok sudah mau pulang. Ya rugi kita jauh-jauh dating dari pucung
gunung brang lor sana kalau kita hanya sebentar disini”
25. Darni : “Yo wis lah! Nggak usah terlalu banyak
ngelantur, langsung saja menuju tema dialog dan musyawarah kita tadi”
26. Darmi : “Tentang??”
27. Darni,
Darti : “LIMBUK”
28. Darmi : “Owalah, buat apa kita itu membicarakan
orang lain. Jangan jadi korban infotainment gitu to, yang suka gossip
sana-sini”
29. Darti : “Siapa bilang kita menggosip, kita hanya
bicara fakta, realita dan kasunyatan. Bener to Ni?”
30. Darni : “Bener itu” (sambil mencoba menghilangkan slilit di sela-sela giginya)
31. Darmi : “Dengan membicarakan orang lain, kita bisa
membuat namanya tercemar, dan hal itu bisa membuat kita dituntut dengan tuduhan
ganda, atau pasal berlapis, yaitu perbuatan tidak menyenangkan, sesuai Pasal 33
ayat 1 KUHP, dan Pencemaran Nama baik,
yang diatur dalam Pasal 310 ayat 1 KUH Pidana dengan ancaman hukuman paling
lama 9 bulan. Nah, nyeprot tenan to..? 9 bulan, kurang 10 hari suddah lahir.
Kalau kurang dari itu premature… iya to?”
32. Darti : “Gayamu Mi Mi, sepeti pak Hakim saja,
ngomong pasal”
33. Darmi : “Memangnya, kita tidak boleh ngomong pasal,
lha kalau kita sebagai masyarakat kecil saja tidak tau peraturan seperti itu,
bisa blai”
34. Darni : “Blai apanya? Wong kita kan tidak tahu ya
jelas nggak masuk itungan”
35. Darmi : “Siapa bilang, coba kalian dengarkan berita
di Koran, atau kalian baca berita di radio.. ohh sik sik sik, mmm… maksud saya
baca Koran, dan dengarkan radio tentang rakyat kecil seperti kita yang
dipenjara hanya karena kita tidak tahu pasal”
36. Darni : “Contohnya?”
37. Darmi : “Seorang nenek – nenek yang dipenjara 6
bulan gara gara mengambil kapuk yang jatuh, kemudian dituduh mencuri. Kemudian
dilaporkan ke pihak berwajib. Kena deh…”
38. Darti : “iya ya, bener. Tumben Darmi mletik”
39. Darmi : “Aku ok”
40. Darni : “Kita membicarakan Limbuk saja, tidak usah
membicarakan yang lain. Pasal bukan tema kita hari ini, tapi Limbuk. Limbuk,
lincah nanging koyo tempe gembuk”
41. Darmi : “kumat, korban insert”
42. Darti : “Sik Mi, sebenarnya yang korban gossip itu
aku apa kamu, dari tadi yang hafal tentang acara tipi kok malah kamu”
43. Darmi : “Sedikit”
44. Darni : “Sudahlah, ehh.. kalian tahu tidak. Limbuk
itu nekat pengen sekolah, katanya dia itu pengen sekolah yang duwur, biar bisa
jadi insinyur, bukan hanya tukang sayur, atau tukang gebuk kasur, katanya biar
bisa hidup makmur”
45. Darti : “Biar nasib bisa lebih mujur, dan hidupnya
tidak terlalu banyak diatur”
46. Darmi : “Yo syukur…”
47. Darti : “Syukur piye to?”
48. Darmi : “Ya syukur kalau Limbuk pengen seperti itu,
aku saja pengen tapi nggak kelakon kok”
49. Darti : “Apa Limbuk itu tidak kasihan dengan Mbok
Cangik, sudah tua, reyot, kurus kering, dan …”
50. Darmi : “Dan apa? “ (langsung nyaut)
51. Darti : “Dan…dan ngkrik-ngkriken”
52. Darmi : “Itu kalau bocah sekolah jaman millennium,
pengennya sekolah yang tinggi, tetapi tidka mau tirakat, akhirnya sawah ladang
orang tuanya ludes. Akhirnya, malah tidak bisa membahagiakan orang tuanya,
tetapi malah menyengsarakannya”
53. Darni : “Lha kalu Mbok Cangik? Tidak punya sawah maupun ladang, apa mau nggadekne gares?
Untuk menyekolahkan si Limbuk”
Tiba-tiba
Limbuk masuk dengan sedikit kesal sambil membawa timba.
54. Darti : “Insinyur kita datang….”
55. Darni : “Insinyur tukang tandur”
56. Darti : “Insinyur tukang adol bubur”
57. Darni : “Insinyur tukang nglindur”
58. Darti : “Insinyur tukang kukur-kukur”
59. Darmi : “kumat, ngelantur”
60. Limbuk
: Ada apa to kok kalian tampak sinis padaku, apakah aku ada salah dengan mbakyu
mbakyu semuanya”
61. Darmi :
“Aku tidak lo Mbuk, Darti dan Darni itu lo”
62. Darti : “Iya Mbuk, dengar dengar kamu mau sekolah”
63. Darni : “Terus kuliah”
64. Darti : “Terus nggadekne sawah”
65. Darni : “Tambah jual rumah”
66. Darti : “Bisa-bisa, Mbok Cangik cepet dapat
gelar…”
67. Darti,
Darni : “Almarhumah”
68. Limbuk : “Saya mau sekolah? Benar. Tapi kalau
sampai jual rumah, enggak aah… Memangnya, untuk sekolah tinggi harus
menghabiskan segala-galanya seperti itu?”
69. Darmi : “Bener itu Mbuk, hanya orang yang katrok
saja yang berpikir bahwa sekolah itu hanya pemborosan saja. Mereka tidak mampu
berpikir secara terarah, terbimbing dan terpadu. Maklum, namanya juga Kuper en Kupen”
70. Darti : “Maksudnya?”
71. Darmi : “Kurang pergaulan dan kurang pendidikan”
72. Darti : “Kamu bisa diam nggak Mi, nantu kamu ku
sikat dengan sikatku ini. Kalau belum halus, tak tambahi setrika areng di
belakang itu!”
73. Darmi : “Nesu….”
74. Limbuk : “Sudahlah yu, kalian jangan berkelahi
gara-gara aku. Apa yang akan aku lakukan ini adalah pilihanku, segala resiko
adalah konsekuensiku. Kenapa sih kalian ikut abyung seperti ini?”
75. Darni : “Bukannya abyung, kami ini hanya peduli”
76. Darmi : “Peduli apa meri?”
77. Darni : “Meri gimana to? Mbok Cangik itu sudah kami
anggap seperti mbok kami sendiri. Susah
senang kita hadapi bersama-sama. Kalau seneng seneng kita pasti berbagi, moso dong
susah kita juga tidak saling berbagi. Ini demi kebaikanmu juga Mbuk”
78. Darti : “Kamu jangan suudzon seperti itu. Sudah
jadi adat dan tradisi kita untuk hidup bergotong royong. Gotong royong itu
tidak hanya dalam wujud sambatan, gugur gunung atau mbangun rumah. Tetapi juga
gotong royong dalam memecahkan sebuah persoalan. Alias, musyawarah mufangat”
79. Darni : “Mufakat”
80. Darti : “Ya itu maksudku…”
81. Limbuk : “Begini lo Yu, saya itu niat sekolah dengan tulus ikhlas,
tanpa ada unsur paksaan. Pemerintah tidak mencanangkan program wajib belajar
pun dalam hati kecil saya sudah tertanam niat yang sangat besar untuk belajar”
82. Darni : “Sekarang bicara seperti itu, nanti?? Apa
kamu bisa menjamin niatmu itu? Apa kamu tidak akan tergoda oleh
kesenangan-kesenangan yang sifatnya sementara yang bisa menggoyahkan niat
baikmu itu?”
83. Limbuk : “Godaan memang selalu datang Yu, memang
banyak kasus muncul akibat lemahnya iman. Lha kalau kita tidak berani
melangkah, kapan kita bisa sampai tujuan”
84. Darti : “Melangkah ya melangkah Mbuk, tapi kalau
di depan kita terdapat jurang yang dalam. Apakah kamu siap melangkah dengan
resiko terjebur kedalam jurang itu?”
85. Limbuk : “itu namanya langkah konyol Yu, kalau memang
di depan kita ada jurang, kita bangun dulu jembatan supaya kita bisa melangkah
dan tidak tercebur ke dalam jurang”
86. Darti : “Kamu itu anak kecil tahu apa?”
87. Limbuk
: “maka dari itu Yu saya ingin sekolah, supay yang sebelumnya tidak tahu bisa
menjadi tahu, supaya yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa, supaya yang
sebelumnya bodoh bis amenjadi pintar”
88. Darmi : “Benar itu Mbuk, walaupun kita ini hanyalah
abdi, hanyalah pembantu, jangan menghalangi niat suci kita untuk sekolah
tinggi.
Mbok
Cangik masuk dengan membawa gayung.
89. Mbok
Cangik : “He he he, kalian rembugan apa?
90. Limbuk : “Eh, Simbok”
91. Mbok
Cangik : “Saya sudah dengar semua topic pembicaraan kalian tadi”
92. Darti : “Waduh, jadi Mbok Cangik juga tahu apa
yang kami ributkan sejaka awal tadi?”
93. Mbok
Cangik : “Kurang lebih begitu”
94. Darni : “Maaf lho Mbok, kami tidak bermaksud
menggunjing simbok. Kami hanya ingin memperkuat pertimbangan Limbuk dengan
segala resikonya”
95. Mbok
cangik : “Memang begitulah adanya Mbuk, apa kamu yakin untuk sekolah tinggi.
Semakin tinggi cita-cita yang kau rumuskan, tantangan itu semakin besar. Ibarat
bendera yang dikibarkan, semakin tinggi bendera berkibar, semakin kencang pula
angin yang menerpanya”
96. Darmi : “Tetapi, kalau kita tidak berani melangkah,
kita tidak akan maju”
97. Limbuk
: “Jadi, Simbok setuju?”
98. Mbok
Cangik : “Aku hanya mengujimu Nduk. Apakah dengan kondisi ekonomi kita yang
seperti ini kamu akan memiliki semangat yang tinggi untuk bersekolah. Karena,
dengan semangat yang tinggi itu, hambatan menjadi tantangan, dan cobaan adalah
penguji kesabaran. Nduk. Ilmu iku kelakone kanthi laku”
99. Limbuk : “Terima kasih ya Mbok”
100.Darmi : “MUNTHU.. Menuntut Ilmu untuk masa
depan yang lebih bermutu.
101.Darti : “SIKAT… Sikat kebodohan dengan
pendidikan”
102.Darni : “SAPU… Sapu segala godaan dan
hambatan, menuju cita-cita yang di idam-idamkan
103.Limbuk : “TIMBA… Menimba ilmu, menimba pengalaman,
untuk menjadi generasi yang cerdas dan brilian”
104.Mbok
Cangik : “He he he he…”
105.
Darmi, Darti, Darni, Limbuk : “Mbookk….??”
106.Mabok
Cangik : “anak-anak kita adalah tunas tunas yang kelak akan memimpin bangsa
ini, dengan gayung, akan kusirmai tunas-tunas itu agar tumbuh dan tumbuh.
Memiliki akar yang kuat, daun yang lebat, dan buah yang lezat.”
107.Darmi : “Mbok, bukan hanya Limbuk yang bisa jadi
insinyur, aku juga mau jadi PRESIDEN!”
TAMAT
Untuk file dalam Ms. Word silahkan download disini.